Selasa, 25 Februari 2014

PERCIKAN API KEHIDUPAN YANG VITAL: HARAPAN!!!!

INI SEBUAH LATIHAN DALAM HAL MEMILIKI SIKAP KSATRIA, KETERATURAN PIKIRAN, GAYA HIDUP, DAN SUASANA HATI
(disadur oleh : Ardis Whitman)
“Segala  hal yang telah dilakukan di dunia dilakukan oleh harapan, “ kata Martin Luther. “Harapan, barangkali adalah kebahagiaan utama yang dapat dicapai oleh dunaia ini,”kata Samuel Jhonson

Satu hal sudah pasti. Tidak ada individu  maupun masyarakat yang bisa lestari tanpa harapan. Harapan adalah mekanisme yang menjaga agar umat manusia dengan mempertahankan hidup dan mengkhayal, merencanakan, serta membangun. Harapa bukanlah lawan dari realistime. Harapan adalah lawan sinisme dan keputusasaan. Umat manusia yang sebaik- baiknya selalu memilh harapan ketika tidak ada jalan  lagi, menghayati hidup yang sudah tak terhayati dan berhasil membangun ketika sedikit sekali yang bisa digunakan untuk membangun.

Itulah sikap manusia hidup yang alami dan sehat. “Hati yang gembira mendatangkan kebaikan seperti obat,” demikian makna yang tertulis dalam Kitab Amsal. Pengetahuan kuno ini mendapat pengukuhan baru dalam zaman kita. Ini ditemukan setelah Perang Dunia II, misalnya tawanan perang Amerika yang merasa yakin bahwa dirinya akan keluar dari perang hdup- hidup, yang pikiran dan semangatnya dipusatkan pada kehidupan sebagaimana akan dihayati di masa dating, berhasil selamat dengan cedera yang jauh lebih sedikit daripada mereka yang merasa tidak mungkin bisa pulang lagi.
Psikiater Flanders Dunbar pernah menulis tentang dua orang pasien kardiovaskuler dengan keparahan yang sama. Pasien yang satu berkata, “Ini semua terserah kepadamu, dokter.” Sedang yang lain berkata , “Saya harus melakukan sesuatu untuk bisa sembuh.” Pasien yang pertama meninggal dunia, dan yang kedua berhasil sembuh.
Dr Martin E.P Seligman, dari Universitas Pennsylvania, telah melakukan eksprimen mengenal penyebab tekanan jiwa, kekalutan  yang mempengaruhi berjuta- juta orang setiap tahun. Dia telah menemukan, bahwa orang yang tertekan jiwanya menganggap setiap halangan kecil sebagai hambatan yang tidak bisa ditembus. Menanggapi apa saja terasa tidak ada gunanya karena “tidak ada suatu apa pun yang saya lakukan ada artinya.” Terapi yang berhasil, katanya kepada sayaa, dimulai ketika kita mulai merasa yakin lagi bahwa kita bisa menjadi manusia yang efektif dan bisa mengendalikan kehidupan kita.
Juga, berapa banyak kita berani berharap tentang diri kita mempengaruih bagaimana kita berperilaku terhadap orang lain. Kita semua berurusan dengan jenis manusia yang dimaksudkan oleh penyair A.E Housman ketika dia Manusia yang punya harapan melihat manusia lainnya sebagaimana yang bisa dicapai oleh dirinya, dan dengan demikian mau menolong mereka.
Seorang laki- laki yang saya kenal punya isteri pencandu minuman  keras. Berulang kali si isteri mengecewakannya. Tetapi si suami tdak pernah kehilangan harapan, pada suatu malam, si isteri mempermalukannya di hadapan teman- teman lama. Sesudah itu isteri menangis. “Mengapa kau tidak meninggalkanku?” Dia bertanya- tana kepada suaminya sambil menangis. “ Sebab aku tidak melupakan seorang wanita yang cantik sekali. Dan aku yakin dia masih cantik.” Akhirnya si isteri sembuh dari kebiasaannya.
Tetapi bukankah harapan mengkhianati kita tiap hari? Bukankah bagi banyak orang harapan hanya seperti siulan dalam gelap? Untuk menjawab pertanyaan seperti itu kita hanya perlu mengatakan apa yang selama ini kita ketahui. Harapan selamanya merupakan perbandingan melawan ukuran yang jauh lebih besar. Damon Runyon, seorang pengarang terkenal, pernah mengatakan, Hidup adalah perbandingan ena lawan lima,” Memang selamanya begitu. Semua kehidupan adalah pertarungan antara terang dan gelap, antara kegembiraan dan kesedihan. Walaupun demikian, kebanyakan dari kita menaruh harapan hamper sepanjang waktu.
Mengapa? Barangkali karena harapan adalah hal yang alami pada manusia. Kita menjadi manusia baru setiap pagi, sebab entah dengan cara apa, pada suatu saat setelah lewat tengah malam kita muncul melesat dari kegelapan impian dan memulai dari awal lagi. Saya teringat kepada laki- laki yang begitu terpukul oleh kesedihannya isterinya lari dengan laki- laki lain seorang anaknya masuk sekolah anak nakal, dia sendiri menderita yang melumpuhkan, dan akhirnya rumah hamper habis dilalap api, sehingga dia mencoba bunuh diri. Walaupun kepada seorang teman yang ketika itu  kebetulan sedang duduk bersamanya,Alangkah indah hari ini! Ketahui lah, kurasa aku masih bisa membangun rumah lagi.” Kehidupn itu sendiri sudah mengalr sudah mengalir lebih cepat di dalam dirinya.
Kita berharap lagi, sama alaminya dengan tumbuhnya, tunas dari biji dan terbitnya matahari, dan barangkali untuk alasan yang sama. Tanda tangan harapan rupanya digoreskan di bumi, langit dan laut serta pada segala- galanya yang hidup. Sel hyangidup memecah, bunga memekar, pohon- pohon menumbuhkan daun, satwa melahrkan anak dan melindungi anaknya, semua berada di dalam semacam harapan kosmis, harapan yang sama, panggilan yang sama menuju masa depan, yang memimpikan cahaya terang matahari dan bentangan langit bertaburan bintang.
Tetapi, walaupun harapan begitu alami dan vital, kita masih bisa kehilangan harapan. Bagi kebanyakan di antara kita, harapan bisa kelelahan sebagaimana hidup kita juga bisa kelelahan. Dapatkah kita diberi tahu bagaimana caranya berharap, atau dbantu untuk mendapatkan lagi?
Tentu saja kita bisa. Tepatnya karena harapan adalah arus kehidupan yang alami, maka secara alami pula harapan terbatas dari kungkungannya denga menyingkirkan hambatan abnormal yang menahannya. Di bawah ini ada beberapa saran.
Berharaplah untuk saat ini.
Ada saat- saat ketika sulit sekali untuk menaruh kepecayaan pada masa depan, ketika kita untuk sementara tidak cukup berani. Ketika ini seperti pencandu alcohol harus belajar tidak mabuk satu hari pada satu kesempatan , orang yang putus asa harus belajar berharap mendapat anugrah Tuhan satu hari pada satu kesempatan.
Peliharalah le petit Bonheur (“kebiasaan kecil’) sampai keberanian kembali. Harapkanlah keindahan saat berikutnya, jam berikutnya, janji akan mendapatkan makanan yang baik, tidur yang nyenyak, sebuah buku atau sebuah film yang indah,kemungkinan bahwamalam ini bintang akan bersinar, dan besok pagi matahari akan terbit dalam suasana yang cerah. Tanamkan akar harapan ke dalam masa sekarang sampai kekuatan tumbuh untuk memikirkan hari esok.
Ambillah tindakan.
“Kalau saya tidak melihat jalan keluar,” seorang yang tidak saya kenal menuls surat kepada saya beberapa tahun yang lalu, “saya tetap melakukan suatu tindakan.” Ini nasehat yang baik bagi siapa  saja yang dilumpuhkan oleh keputusasaan;hal itu membantunya bisa keluar dari titik kesulitan. “Satu- satunya dosa yng sesungguhnya di dunia,” tulis Charles McCabe dalam kolomnya di di surat kabar Chronite terbitan  San Francisco, “adalah tidak mau berjuang, tidak menyadari hakikatnya sendiri sepenuhnya.” Jia semua yang lain dilumpuhkan, jangan lupa, seurang- kurangnya kita bisa mengubh diri kita sendiri.
Percayalah kepada harapan
Jangan terbujuk bahwa kaum pesimis punya satu sudut kebenaran. Orang- orang pesimis lebih suka hidup di dalam kabut skeptisme daripada menghadapi risiko kecewa. Di samping itu, pada saat seseorang mengatakan tidak ada harapan, tidak ada lagi yang harus dilakukan, itulah alibi yan paling bagus di dunia untuk tidak mengambil tindakan. Kedewasaan kita lah, bukan sifat kekanak- kanakan kita, yang setelah jatuh kemudian bangkit berdiri lagi dan berkata, “Hari esok akan lebih baik.”
Harapan bukanlah kebohongan, tetapi kebenaran itu sendiri. Merupakan suatu kebenaran bahwa manusia bercita- cita dan membangun harapan menjadi lembaga yang terus tumbuh, terus maj ke depan, bahkan ketika dia kelelahan. Orang- orang seperti Tom Dooley dan Albert Schweitzer di dunia benar- benar nya nyata  sebagaimana seperti Hitler. Orang kebanyakan, yang dikuatkan oleh iman, bisa menyelesaikan karya orang kudus dan melakukan hal- hal yang heroic.
Jadi, tetaplah teguh memegang harapan. Harapan adalah hal yang benar dan nyata seperti matahari yang bersinar di musim semi. Tetapi, bahkan walaupun  tidak demikian adanya, harapan bisa bekerja seperti sebuah keajaiban, karena harapan juga merupakan sasaran itu sendiri. Menaruh harapan sama seperti latihan dalam hal sifat ksatria, keteraturan pikiran, gaya hidup, dan suasana hati yang selalu positif.
Bahkan seandainya kita tidak akan memperoleh kemenangan, bahkan seandainya kematian dan bencana akhirnya akan menimpa kita, harapan masih tetap merupakan sesuatu yang berharga, sebab harapan memungkinkan kita bisa menikmati kegembiraan sampai tetes yang terakhir dari waktu yang masih tersisa. Jika kegembiraan dating, harapan akan membuktikan kebenarannya, jika yang datang bencana, harapan akan memperkuat diri kita untuk menghadapina. (Penerbitan MITRA UTAMA Cetakan IX 1994)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CARA PRAKTIS MEMBUAT BLOG